MERAIH BEASISWA LPDP
Oleh : Lia Haryana
Menjadi seorang penerima/awardee beasiswa LPDP merupakan impian banyak pemuda Indonesia tak terkecuali saya. Saat ini, beasiswa LPDP merupakan salah satu beasiswa yang banyak peminatnya. Hal ini dibuktikan pada setiap periode pendaftaran jumlah pelamar selalu meningkat drastis. Pada tahun 2017 ini, Alhamdulillah saya diamanahkan menjadi penerima beasiswa LPDP. Saya mendaftar LPDP Dalam Negeri jalur afirmasi. Satu hal yang pasti sebelum dinyatakan lulus menjadi seorang awardee, ada proses yang cukup panjang harus dilalui. Proses ini dimulai dari seleksi administrasi, assessment online dan tes substansi. Jujur, semua proses yang dijalani cukup menguras tenaga. Namun, dengan keinginan dan semangat yang besar, semua proses bisa dijalani dengan lancar.
Proses seleksi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) oleh LPDP tahun 2017 memiliki beberapa perbedaan dengan proses seleksi di tahun-tahun sebelumnya. LPDP mengeluarkan peraturan baru mengenai waktu pelaksanaan seleksi. Sebelumya, seleksi BPI dilaksanakan 4 kali (4 batch) dalam satu tahun. Namun, pada tahun 2017 hanya satu kali dalam satu tahun. Selain itu, proses seleksi BPI Dalam Negeri (DN) dan Luar Negeri (LN) dilaksanakan secara terpisah berbeda dengan sebelumnya yang dilaksanakan secara bersamaan. Perbedaan lain juga berkaitan dengan persyaratan sertifikat kemampuan bahasa. Di tahun sebelumnya TOEFL ITP berlaku baik untuk tujuan Dalam Negeri maupun Luar Negeri. Namun di tahun 2017, TOEFL ITP tidak berlaku lagi bagi pendaftar beasiswa tujuan Luar Negeri (sekarang LPDP mensyaratkan TOEFL IBT/IELTS/TOEIC saja). Namun, ada satu peraturan terbaru LPDP yang memberi angin segar bagi masyarakat Indonesia, yaitu LPDP memberi kesempatan 3 kali untuk mengikuti seleksi hingga seleksi substansi yang sebelumnya hanya 2 kali percobaan. Untuk info lebih lengkapnya, silahkan baca user manual, booklet, maupun daftar perguruan tinggi di website LPDP http://www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id.
Berikut ini adalah proses yang harus dilalui dalam seleksi BPI LPDP.
Tahap awal dalam seleksi beasiswa LPDP adalah seleksi administrasi. Menurut saya, tahap ini merupakan tahap yang paling menguras waktu dan tenaga dalam persiapannya. Ada banyak sekali berkas yang harus disiapkan. Pengalaman saya, sebelum mendaftar saya membaca booklet dan user manual terlebih dahulu. Saya membaca setiap poin dalam booklet tersebut secara teliti. Dalam booklet kita dapat menemukan informasi terkait pendaftaran secara lengkap. Sementara itu, berkas-berkas yang harus disiapkan sedikit berbeda tergantung jalur yang kita ambil.
Diantara berkas-berkas yang harus disiapkan, bagi saya yang paling menguras tenaga dan waktu adalah penulisan esai dan rencana studi. Berikut adalah tips saya dalam penulisan esai. Pertama, alokasikan waktu yang cukup untuk menulis esai. Berdasarkan pengalaman, saya menghabiskan waktu hampir 1 bulan. Dengan waktu yang cukup panjang, saya memiliki waktu untuk mengekplore pengalaman serta pengetahuan saya secara mendalam. Bukan hanya itu, saya juga masih memiliki waktu untuk merevisi isi, kata, kalimat maupun tanda baca yang kurang cocok tanpa harus terburu-buru dikejar waktu. Kedua, lakukanlah proof reading dari para alumni atau penerima beasiswa LPDP yang kita kenal serta dari teman – teman terdekat. Sebelum mendaftar LPDP, saya pernah ikut kegiatan mentorship BMI (Bidik Mimpi Indonesia), sebuah wadah mentoring yang diinisiasi oleh awardee LPDP yang bertujuan untuk membantu para mentee dalam mempersiapkan persyaratan beasiswa LPDP. Saya merasa beruntung sekali karena kami para mentee dibekali materi-materi terkait beasiswa, salah satunya penulisan esai dan rencana studi. Selain mendapat materi, saya juga meminta kesediaan kakak mentor yang merupakan awardee LPDP sebelumnya untuk melakukan proof reading terhadap esai yang saya tulis. Setelah di proof read, saya langsung memperbaiki bagian-bagian yang sudah dikoreksi. Sementara itu, berkas-berkas yang lain harus disiapkan jauh-jauh hari juga dan pastikan sudah di scan dan di convert dalam format PDF dan pastikan pula ukuran file yang akan diunggah maksimal 1 MB. Pengalaman saya ketika file melebihi kapasitas, saya mencari software offline maupun online yang dapat mengecilkan ukuran file pdf.
Sembari mempersiapkan dokumen – dokumen tersebut, saya mulai membuat akun di website LPDP dan mulai mengisi CV online. Saran saya, ada baiknya pengisian cv online dilakukan jauh-jauh hari karena ada banyak hal yang harus diisi. Jika ada kesalahan dalam pengisian, jangan khawatir karena data dalam akun tersebut dapat diedit kembali selama kita belum mengklik tombol “Submit”. Setelah semua berkas dan data cv lengkap, tepat pada tanggal 1 April 2017, 2 hari sebelum batas akhir penutupan seleksi online LPDP ditutup saya mengirim berkas saya. Ada baiknya, pengiriman berkas dilakukan jauh-jauh hari sebelum batas akhir pendaftaran karena pada saat batas akhir tersebut, kemungkinan besar akun akan sulit untuk diakses karena banyaknya pendaftar yang mengakses laman web LPDP tersebut.
Seleksi Online Assessment merupakan tahap seleksi yang baru diterapkan di tahun 2017 ini. Online assessment ini merupakan tes untuk menilai kepribadian seseorang. Tes ini terdiri dari 2 jenis, yaitu VMI (Values and Motives Inventory) dan 15FQ (15 Factors Questionaire). VMI terdiri dari 122 pernyataan. Tujuan dari tes ini adalah untuk melihat motivasi dan nilai yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Tes kedua adalah 15FQ atau fifteen factor questionnaire. 15FQ ini terdiri dari 200 pernyataan. Pernyataan dalam tes ini lebih menekankan ke kepribadian seseorang. Satu hal yang pasti, setiap jawaban tidak ada benar atau salah. Jadi jawaban setiap orang sangat mungkin untuk berbeda tergantung kondisi dan kepribadian masing-masing. Tips dalam mengerjakan tes tahap ini adalah, pertama pastikan kondisi badan fit, tidak mengantuk ataupun kelelahan karena butuh konsentrasi yang tinggi. Kedua, pastikan kondisi personal komputer dan jaringan internet dalam kondisi baik. Terakhir, berusahalah untuk konsisten dalam menjawab pertanyaan/pernyataan karena ada beberapa pertanyaan/pernyataan yang diulang.
Setelah dinyatakan lulus Online Assesment, sayapun mengikuti seleksi substansi. Lokasi tes yang saya pilih adalah kota Padang. Setelah mendapat email detail jadwal kegiatan seleksi substansi yaitu pada tanggal 30 Mei-01 Juni 2017. Sayapun memutuskan untuk berangkat dari Kota Bengkulu pada tanggal 28 Mei, dan tiba di kota Padang keesokan harinya. Seleksi substansi LPDP terdiri dari On the Spot Essay Writing (Menulis Esai di Tempat), Leaderless Group Discussion (LGD) dan Wawancara. Tes substansi merupakan tahap yang paling krusial dalam mendapatkan beasiswa LPDP, oleh karena itu tes ini memerlukan persiapan yang matang. Hal yang saya lakukan sebelum mengikuti tes substansi ini adalah menggali informasi lebih jauh mengenai prosedur seleksi substansi dengan membaca artikel dalam blog para awardee sebelumnya serta membaca isu – isu yang sedang terjadi di Indonesia melalui media online yang bermanfaat dalam mengikuti tes menulis esai dan LGD serta melakukan simulasi wawancara dengan teman.
Foto bersama teman-teman seperjuangan tes substansi Padang |
On the Spot Essay Writing
Tepat pada tanggal 30 Juni kami peserta seleksi substansi Padang mengikuti On the Spot Essay Writing secara serentak. Lokasi tes substansi tersebut adalah di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Padang (KPPN), Jalan Perintis Kemerdekaan No.79. Saya mendapat jadwal tes selama 3 hari berturut-turut, hari pertama tes esai on the spot, hari kedua LGD dan hari ketiga wawancara. Saya datang ke lokasi tes 30 menit sebelum tes dilaksanakan, sayapun bertemu dengan peserta lain yang belum saya kenali. Saran saya, dalam mengikuti tes pertama, ada baiknya datang 30 menit atau 1 jam sebelum tes berlangsung sehingga kita tidak merasa terburu-buru. Kedua, jika kita tidak mengenali peserta lain, berusahalah untuk ramah dan menyapa peserta lain terlebih dahulu sehingga kita akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan serta hal ini juga bermanfaat sebagai momen berkenalan dengan teman satu kelompok LGD, sehingga ketika LGD berlangsung kita tidak merasa kaku lagi.
Pada tes menulis esai tersebut, kami diberi 2 buah topik tentang isu – isu terkini yang sedang terjadi di Indonesia serta waktu yang diberikan hanya 30 menit. Topik yang kami dapatkan yaitu mengenai perkembangan start up dan minat baca di Indonesia. Saya memilih topik kedua tentang kondisi minat baca di Indonesia. Saya memilih topik tersebut karena cocok dengan latar belakang saya dari pendidikan dan juga sebagai seorang Duta Bahasa. Hal ini membuat saya mempunyai cukup referensi baik data maupun contoh dalam menulis esai tersebut. Tips saya, pertama pilihlah topik yang kita kuasai namun jika kedua topik belum kita kuasai, pilihlah topik yang banyak contohnya dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga meskipun pemahaman kita sedikit tentang topik tersebut, kita tetap dapat membuat esai dengan memberi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, usahakan untuk memberi batasan dalam esai tersebut sehingga poin yang ingin disampaikan terarah dan tidak melebar serta pastikan berikan solusi/rekomendasi yang benar-benar sesuai dengan topik dan sasaran yang tepat. Sebagai contoh, untuk topik yang saya pilih, saya membatasi sasaran minat baca pada anak usia sekolah dasar serta solusi yang saya tawarkan berupa sebuah program kerja dalam rangka meningkatkan minat baca untuk anak sekolah dasar. Selain itu ada baiknya kita menulis outline terlebih dahulu, sehingga tulisan kita lebih terarah.
Foto bersama setelah berjuang menyelesaikan esai |
Leaderless Group Discussion
Hari kedua saya mengikuti tes LGD. Ada satu hal yang tak akan pernah terlupakan. Tepat pada hari LGD tersebut kota Padang dilanda hujan deras sejak malam harinya. Hal ini membuat beberapa lokasi terendam banjir selutut termasuk daerah di sekitar lokasi tes. Saya bersama teman satu kelompok LGD berangkat bersama. Kami berangkat pagi sekali dengan memakan mantel baju lengkap. Namun di perjalanan, banyak lokasi yang kami lewati terendam banjir, kamipun memutuskan untuk berputar arah dan mencari jalan alternatif lain namun semua jalan menuju lokasi tes baik jalan besar maupun gang sempit terendam banjir. Awalnya kami hampir putus asa, namun kami memutuskan untuk memarkirkan motor di halaman rumah sakit dan kemudian berjalan kaki di tengah banjir menuju kantor KPPN selama kurang lebih 15 menit. Alhasil sesampai di lokasi tes, celana dan sepatu kami basah semua. Untungnya kami telah menyiapkan celana dan sepatu ganti. Kamipun memulai LGD, saat itu kelompok saya terdiri dari 8 orang. Waktu yang diberikan untuk melakukan diskusi adalah 45 menit. Sebelumnya, psikolog yang mengawasi jalannya LGD memberikan kertas yang berisi topik LGD. Dalam diskusi tersebut kami memberikan tanggapan secara bergiliran, kamipun berusaha untuk tidak mendominasi sehingga setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam menyampaikan pendapatnya dan menawarkan solusi. Saran saya untuk LGD, pertama ada baiknya tulislah poin-poin penting dari topik yang diberikan dan poin dari pendapat peserta lain secara rapih, karena catatan ini sangat penting menjadi referensi kita dalam menyampaikan pendapat dan juga catatan ini akan dikumpulkan dengan pengawas LGD. Kedua, usahakan jangan memposisikan diri sebagai anggota/staf dari bidang tertentu namun berikan saja solusi berdasarkan latar belakang pendidikan kita.
WawancaraFoto bersama teman-teman satu grup LGD |
Hari terakhir adalah jadwal tes wawancara. Alhamdulillah cuaca hari itu lebih cerah dan banjir dihari sebelumnya sudah surut. Saya mendapatkan jadwal pada jam 08:45 pagi. Hari itu peserta yang hadir hanya sedikit karena beberapa peserta yang telah mengikuti semua rangkaian tes 2 hari sebelumnya tidak datang lagi. Hal ini membuat lokasi tes lebih sepi dan lengang. Sebelum memasuki ruang wawancara, saya tiada henti-hentinya berdoa kepada Allah semoga diberi kelancaran dan kemudahan. Alhamdulillah kuasa Allah, saat memasuki ruang wawancara saya merasa sangat tenang tanpa ada rasa gugup sedikitpun. Saya wawancara di meja 2. Di meja tersebut sudah ada tiga orang pewawancara yang terdiri dari dua orang akademisi (dua orang Bapak) dan seorang ibu psikolog yang akan menilai kepribadian masing – masing peserta seleksi. Para pewawancara tersebut sangat ramah terutama bapak yang duduk di kursi tengah. Saat wawancara berlangsung, jujur saya merasa sangat nyaman seolah sedang bercerita bukan diwawancara. Saat itu wawancara berlangsung sekitar 1 jam, lebih lama dari beberapa peserta lainnya karena umumnya berlangsung sekitar 45 menit. Wawancara tersebut dilakukan dalam dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris mengingat saya lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris. Saran dari saya, pertama saat memasuki ruang wawancara jangan lupa menyalami para pewawancara dan menanyakan terlebih dahulu apakah boleh dipersilahkan duduk atau tidak. Kedua, apabila pewawancara menanyakan dalam Bahasa Inggris, usahakan untuk menjawab dalam Bahasa Inggris. Bagi yang masih kesulitan berbahasa Inggris, tetap tunjukan kalo kita mau berusaha dan sampaikan bahwa kita belum mahir berbahasa Inggris, saya yakin dan percaya para pewawancara akan memaklumi. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan oleh pewawancara banyak mengenai kontribusi sosial yang telah, sedang dan akan saya lakukan, jadi seperti membedah esai di formulir, serta menceritakan tentang prestasi yang telah diraih, dan berkaitan dengan akademik dan juga aktivitas sosial seperti, bagaimana bisa mendapatkan IPK tinggi padahal banyak terlibat dalam organisasi. Nah, mengenai prestasi ini, saya sempat ditanyakan lebih lanjut mengenai pengalaman saya dalam program ASEAN Students Visit India (ASVI) pada tahun 2016. Pertanyaan lain yang ditanyakan seperti, alasan memilih universitas dan juga rencana studi seperti rencana thesis yang akan ditulis serta rencana setelah menempuh pendidikan magister. Proses selama wawancara tidak terasa tegang malahan lebih seperti diskusi. Tipsnya adalah berbicara apa adanya dan menjadi diri sendiri agar tidak terkesan ‘kaku’ ketika memberikan jawaban. Sehabis wawancara, jangan lupa untuk menyalami pewawancara dan menyampaikan ucapan terima kasih sebelum meninggalkan ruangan wawancara. Terakhir, setelah semua rangkaian seleksi selesai dijalankan, perbanyaklah doa dan sedekah.
Tepat pada tanggal 19 Juni 2017, saya dinyatakan lulus seleksi subsansi LPDP dan menjadi salah satu awardee. Saya sangat bersyukur karena Allah telah mengizinkan saya menambah pencapaian dalam hidup. Namun, satu hal yang pasti menjadi seorang awardee LPDP bukanlah titik pemberhentian saya, pencapaian ini adalah gabungan titik-titik yang akan menghantarkan saya mencapai kesuksesan selanjutnya. Pencapaian ini merupakan jalan bagi saya untuk menebarkan manfaat bagi orang tua, keluarga dan negara ini. Semoga dengan amanah ini kedepannya saya dapat membantu membangun sistem pengajaran minimal di provinsi saya berasal karena sebagai orang yang berlatar belakang di dunia pendidikan, hal ini merupakan kewajiban saya.
Lia Haryana
Awardee LPDP DN Batch 1 2017
Lia Haryana
Awardee LPDP DN Batch 1 2017